My Collection Video. Visit MY chanel Youtube

Friday, 27 February 2015

Bambu Gila






Maluku punya banyak budaya dan beragam Tarian, tidak heran Banyak penyanyi, pemusik dan penari yang berasal dari Maluku. Budaya Maluku memang erat sekali dengan tradisi bermain musik serta tari-menari.
Diantara begitu banyaknya Tarian Tradisional khas Maluku, ada 1 yang unik yaitu Salah satu tarian tradisional adalah sebuah tarian yang bernama tari “Bulu Gila” atau Bambu Gila, suatu tarian yang berasal dari permainan rakyat Maluku Tengah. Tarian ini begitu banyak dicari wisatawan yang mengunjungi Maluku, begitu menariknya karena Tarian Bambu Gila ini dibantu oleh kekuatan Supranatural.
Untuk memulai tarian Bambu Gila diperlukan beberapa syarat, antara lain Mantra dari seorang dukun, kemenyan, dan tujuh pria kuat yang akan bertarung melawan sebatang bambu dengan panjang sekitar 2,5 meter dan berdiameter 8 cm. tarian khas rakyat Maluku ini merupakan pemandangan menarik yang jarang bisa ditemui di Indonesia. Nikmati juga pengalaman-pengalaman mistis ketika menyaksikan 'bambu gila' di Maluku. Setelah menyaksikan pertunjukan ini, dapat dipastikan orang yang menonton atau ikut serta dalam permainan ini akan merasakan pengalaman supranatural yang mungkin jarang atau belum pernah Anda rasakan sebelumnya.
Tarian Bambu Gila ini juga dikenal dalam bahasa setempat dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen. Pertunjukan ini hanya bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, kecamatan Salahatu, dan Desa Mamala, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Kedua nya ada di Provinsi Maluku Utara, namun atraksi yang bernuansa mistis ini dapat dijumpai di beberapa daerah di kota Ternate dan sekitarnya.
Tarian Bambu Gila ini adalah permainan tradisional yang biasanya para pemainnya adalah pemuda desa pada acara-acara tertentu. pada saat arwah sudah mulai masuk para penari akan bergerak dengan lincah mengikuti gerakan bambu gila yang telah dimanterai.
Bambu ini bergerak seolah olah hidup dan bergerak Gila, Mereka para penari akan membuat gerakan rangkaian dan saling mengaitkan tangan, juga untuk mengadakan Tarian Bambu Gila ini dibutuhkan lokasi yang luas sehingga aman untuk dipentaskan. Dengan gerakan yang begitu tidak teratur dan tidak bisa dikendalikan maka para penari dituntut memiliki fisik yang cukup kuat kalau tidak kuat akan membuat badan kita terpelanting kesana kemari.

sumber:http://m.ceritamu.com/info/mahluk-gaib/bambu-gila/biografi

Tarian Soya-Soya Khas MALUKU UTARA


 Tarian Soya-soya adalah tarian perang yang berasal dari Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan. Tarian ini mengisahkan tentang Patriotisme Pasukan Perang Moloko Kie Raha dalam upaya mengusir penjajah dari Moloko Kie Raha.
Tarian ini menceritakan tentang pencarian mayat Sultan Khairun, ayahnya Sultan Babbullah, yang dibunuh oleh Portugis didalam Benteng Gamma Lama/Kastela/Nostra Senhora Del Rosario pada tahun 1570.

Banyak pasukan yang bergabung dalam penyerbuan benteng tersebut untuk mencari mayat Sultan Khairun, yang dipimpin oleh Sultan Babbullah. Dalam pencarian yang melibatkan seluruh kerajaan yang ada di Moloko Kie Raha hingga dari luarpun ikut dalam pencarian ini dan menghabiskan waktu yang cukup lama, dan seluruhnya dipertaruhkan untuk mengusir Bangsa Portugis yang telah dengan kejam membunuh Sultan Khairun. Dalam pertempuran tersebut pasukan Kayoalah yang menemukan mayat Sultan Khairun, sehingga diciptakan tarian ini oleh seniman Kesultanan untuk mengabadikan peristiwa bersejarah ini.

Busana yang di Kenakan

Busana yang dikenakan para penari adalah Ikat kepala yang berwarna kuning yang dalam Bahasa Ternatedisebut Tuala Lipa/Lipa Kuraci, Baju belah dada berwarna putih yang dalam Bahasa Ternate disebut Taqoa, Celana panjang juga berwarna putih dan rok berwarna merah, hitam, kuning dan hijau.

Alat-alat yang dipakai dalam tarian tersebut adalah Perisai (Salawaku) di tangan kiri dan kanan memegang ngana-ngana – seruas bambu yang diberi hiasan daun palam (Woka) yang berwarna merah, kuning dan hijau disampingnya dipasangi kerincingan (Gring-Gring) atau diberi biji-biji jagung didalam bambu tersebut, sehingga bila digoyang akan berbunyi ritmis.

sumber:http://adhykoepa1.blogspot.com/2013/01/tarian-khas-maluku-utara_24.html

Tarian Khas MALUKU UTARA

Tarian Cakalele
  • Tari Cakalele
Tari Cakalele, Malut
Tari Cakalele.
Kidnesia.com - Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan).
Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku. Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam senjata pedang (parang) di sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri, mengenakan topi terbuat dari alumunium yang diselipkan bulu ayam berwarna putih.
Sementara, penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan ini, menari dengan diiringi musik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia) yang ditiup.
Salawaku-tameng
Salawaku-Tameng.
Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya. (1) Pakaian berwarna merah pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap bumi Maluku, serta keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang.
(2) Pedang pada tangan kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan. (3) Tameng (salawaku) dan teriakan lantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan protes terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat.
Teks: Indhisa, Foto: Halmaherautara.com

Akar Bahar

yak.. Akar bahar adalah salah satu cendra mata juga dari maluku.
dan seperti ini bentuknya


banyak mitos mitos yang saya nggak bisa jelaskan. takut salah :D

Cendra mata dari BACAN

Batu bacan doko dan palamea termasuk 2 jenis batuan Halmahera yang saat ini tengah naik daun dan sering menjadi perbincangan antara pengobi batu permata. Perburuan pun terus berlanjut, bahkan banyak pedagang yang merasa kewalahan atas tingginya permintaan batu dengan ciri khas warna hijau itu.
Keunikan batu bacan doko atau palamea menjadi alasan banyak kolektor dan penghobi tertarik untuk memiliki batu yang dianggap setara dengan giok itu. Salah satu keunikan yang paling menonjol karena kemampuan batu itu mengkristal secara alami meskipun sudah diangkat dari perut bumi vahkan setelah berupa perhiasan, sehingga banyak yang menyebut batu bacan sebagai batu permata bernyawa dan batu hidup
Batu itu sebenarnya terbagi menjadi 3 janis yaitu Bacan Obi, Doko Dan Bacan Palamea. Ketiga jenis batu tersebut ditemukan dari wilayah yang sama yaitu Maluku Utara. Mekipun ketiganya berasal dari wilayah yang sama namun memiliki karakteristik berbeda satu sama lain, sehingga hanya 2 jenis saja yaang paling terkenal dipasaran.
Cara Membedakan Batu Bacan Doko dan Palamea
Untuk membedakan ke 3 jenis batu itu cukup mudah dan juga bisa dibedakan secara kasat mata terutama warna karena ketihganya memiliki warna yang berbeda.
Bacan Doko 
batu bacan dokoBatu ini banyak ditemukan di Desa Doko Pulau Kasiruta, Kecamatan Bacan Barat Halmahera Maluku Utara sehingga batu yang dianggap bernyawa tersebut menggunakan nama sesuai ditemukannya.
Bacan Doko memiliki warna hujau bening dan hijau tua agak gelap dan pedagang banyak menyebutnya dengan hijau cincau, tapi jika disenter akan keluar hijau cerah dan termasuk warna yang paling disukai dan digemari banyak kolektor . Bacan doko cincau biasanya lebih cepat mengalami perubahan warna dibandingkan jenis palamea dan berkisar antara 3 hingga 4 bulan warna sudah mulai berubah hijau dari warna sebelumnya yang agak gelap. Semakin cerah warna yang dimiliki maka harganya pun akan semakin mahal.
Bacan Palamea
batu bacan palameaJenis batu bacan palamea ditemukan di Desa Palamea Kecamatan Bacan Barat Halmahera, ciri warna pada jenis bacan ini hijau kebiruan. Proses kristalisasi menjadi bening dipercaya lebih lambat dibandingkan dengan jenis doko. Namun kedua jenis batu tersebut sama-sama mejadi burun banyak kolektor dan pencinta permata.
Bacan Obi
batu bacan obiJenis batu ini dikenal dengan sebutan batu obi, ditemukan di pulau Obi Maluku Utara dan memiliki karakteristik berbeda dengan bacan doko atau palamea yang bisa berubah warna sedangkan batu obi tidak bisa berubah warna meskipun disimpan dalam waktu lama. Namun demikian obi juga termasuk jenis batu asal Halmahera yang juga menjadi incaran banyak kolektor lokal maupun manca negara.

10 tempat wisata di maluku utara

1. Benteng Oranye

Seperti namanya, Benteng Oranye dibangun pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1607. Ketika itu, Benteng Oranye ini dijadikan markas besar VOC sebelum dipindahkan ke Jakarta pada tahun 1619. Dulunya Benteng Oranye ini juga digunakan sebagai kediaman gubernur Belanda di Ternate. Saat ini Benteng Oranye masih digunakan sebagai markas tentara dan polisi di Indonesia, tetapi wisatawan masih diizinkan untuk melihat kemegahan benteng Belanda ini.
Gunung Api Gamalama

2. Gunung Api Gamalama

Ketika datang ke Maluku Utara dengan pesawat, Gunung Api Gamalama pasti terlihat dari langit. Gunung setinggi 1/721 dpl itu menjadi penanda bahwa Anda sudah memasuki provinsi Maluku Utara. Gunung api yang berada di tengah laut ini masih aktif, sebelum tahun 1990-an, Gunung Api Gamalama kerap meletus. Uniknya, di lereng Gunung Api Gamalama ini masih bertahan sebuah desa tradisional bernama Desa Marikurubu yang tetap memegang adat istiadat mereka.

3. Desa Marikurubu

Untuk mencapai Desa Marikurubu, Anda perlu mendaki Gunung Api Gamalama. Pendakian ke puncak Gunung Api Gamalama tidak terlalu sulit dan hanya membutuhkan waktu 4 jam. Selama dalam pendakian itu, Anda bisa menikmati pemandangan perkebunan cengkeh tua. Konon dari kawasan itu terdapat pohon cengkeh tertua di dunia, usianya mencapai 400 tahun. Anehnya pohon tua itu masih bisa memproduksi 400 kg cengkeh per tahun. Pemandangan dari puncak Gunung Api Gamalaman sangat mengesankan.

4. Goa Sagea

Berjarak 5 kilometer dari Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Goa Sagea memiliki lebar pintu masuk sebesar 20 meter persegi dan panjang goa mencapai 30 kilometer! Bagian dalam Goa Sagea ini dipenuhi dengan stalaktit dengan warna-warna yang unik. Tidak ada cahaya matahari yang masuk dan bahkan suhu udara di dalam Goa Sagea ini bisa mencapai di bawah nol derajat. Meskipun seram, banyak wisatawan yang tergoda untuk mencari misteri di dalam goa ini.

5. Pulau Morotai

Pulau Morotai terlihat unik karena permukaan pulaunya yang cukup rata. Pulau kecil ini memiliki sejarah panjang ketika dijadikan markas perang bagi Jepang pada Perang Dunia 2. Hingga kemudian direbut tentara sekutu dan menjadikan Pulau Morotai sebagai basis perang. Wajarlah bila saat ini perairan laut di sekitar Pulau Morotai banyak menyimpan harta karun perang yang kini menjadi objek wisata bagi para penyelam. Tak terhitung berapa kendaraan dan kapal perang yang tenggelam di perairan ini.

6. Batu Angus

Kawasan Batu Angus merupakan lokasi aliran lava yang membeku ketika Gunung Api Gamalama meletus pada tahun 1737. Lokasinya tidak jauh dari bandara. Lava yang sudah membatu dan berwarna hitam legam kini ada di sisi kiri dan kanan jalan. Berjalan-jalan di kawasan Batu Angus sambil menikmati pemandangan Pulau Hiri bisa membuat kita membayangkan betapa dahsyatnya Gunung Api Gamalama.

7. Pulau Halmahera

Pulau Halmahera merupakan pulau terbesar di Provinsi Maluku Utara, luasnya sekitar 17.780 meter persegi. Sekilas bentuknya mirip dengan Pulau Sulawesi dengan empat semenanjung. Budaya di Pulau Halmahera sangat unik karena penduduknya merupakan campuran dari bangsa Portugis, Gujarat, Arab, Malaysia, dan Belanda. Selain memiliki objek wisata berupa laut dan gunung berapi, Pulau Halmahera juga memiliki beberapa desa tradisional yang sangat menarik untuk dikunjungi.

8. Air Terjun Cibi Cebi

Air Terjun Cibi Cebi yang memiliki ketinggian 14 meter mengalir ke Sungai Waci dan akhirnya bermuara ke pantai di Halmahera Timur. Untuk mencapai air terjun ini, Anda perlu menempuh jarak 7 kilometer dari Waci dengan menaiki perahu selama lebih kurang 30 menit.

9. Kedaton Sultan Bacan

Awalnya bangunan ini merupakan kediaman Sultan Mukhsin Syah. Namun akhirnya digunakan sebagai kedaton Sultan Bacan karena kedaton milikSultan Sadik Syah hancur karena Perang Duni 2. Akhirnya bangunan tersebut resmi menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Bacan. Sampai saat ini bangunan asli masih dipertahankan, kecuali bagian atapnya yang direnovasi pada tahun 2003.

10. Masjid Sultan Ternate

Masjid Sultan Ternate terletak sekitar 100 meter dari Kedaton Sultan Ternate. Dibangun sejak tahun 1606 pada masa pemerintahan Sultan Saidi Barakati, masjid ini dibangun dengan susunan batu yang rumit. Perekatnya adalah campuran kulit kayu pohon kalumpang. Bangunan masjid ini khas karena terdiri dari empat sudut persegi yang meniru bentuk tumpang limas dan tiap tumpangnya dipenuhi terali berukir 360 buah sesuai jumlah hari dalam satu tahun penanggalan Masehi.

sumber:http://www.jalanjalanyuk.com/10-tempat-wisata-favorit-di-provinsi-maluku-utara/

Visi dan Misi

Guna menyamakan persepsi tentang arah arah dan kebijakan pembangunan sehingga terbangun komitmen yang kuat dari pemerintah, sektor swasta dan masyarakat Maluku Utara untuk bersama membangun Maluku Utara 2003-2023, telah memiliki visi yang jelas dan tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2003.
Visi pembangunan tersebut, perumusannya didasarkan atas berbagai pertimbangan, antara lain, pelaksanaan pembangunan 2003-2023, perhitungan cermat lingkungan strategis dan prediksi tantangan ke depan yang didasarkan atas paradigma-paradigma baru yang berkembang akhir-akhir ini.
Pemerintah daerah telah merumuskan kebijakan pembangunan partisipatif yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, dan tercermin dalam Visi sebagai berikut :
“Terwujudnya Propinsi Maluku Utara Sebagai Propinsi Kepulauan, Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Berbudaya, Maju, Damai, Mandiri, Adil dan Sejahtera Berbasis Sumber Daya, Tahun 2023”.
Visi tersebut mengandung sentuhan-sentuhan manusiawi, ahlak dan moralitas serta jiwa dan semangat otonomi daerah yang mengedepankan partisipasi dan pemberdayaan.
Sesuai dengan amanat visi tersebut, maka kebijakan pembangunan daerah mengacu pada realitas komunitas, potensi dan daya dukung lingkungan yang bercirikan nilai-nilai sosial budaya, sehingga kebijakan pembangunan tersebut diharapkan mampu membuka ruang bagi partisipasi publik, untuk mewujudkan pembangunan daerah yang berwajah manusiawi. Pembangunan Maluku Utara dengan problematika yang kompleks, tidak mungkin dilakukan hanya oleh pemerintah daerah sendiri, tapi perlu dukungan dan peranserta seluruh stake holders.

Sumber; http://ccmandiri.com/malut/profil.html

Sedikit riwayat MALUKU UTARA sejak 1999

Provinsi Maluku Utara pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), yaitu:
* Kesultanan Bacan
* Kesultanan Jailolo
* Kesultanan Tidore
* Kesultanan Ternate.

Pada masa Orde Reformasi, muncul pemikiran untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial dengan membentuk provinsi-provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk salah satu wilayah potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran wilayah provinsi, terutama karena laju pembangunan antara wilayah utara dan selatan dan atau antara wilayah tengah dan tenggara yang tidak serasi.
Atas dasar itu, pemerintah membentuk Provinsi Maluku Utara (dengan ibukota sementara di Ternate) yang dikukuhkan dengan Undang-Undang Nomor 46 tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negera Nomor 3895).
Dengan demikian Provinsi ini secara resmi berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai pemekaran dari Provinsi Maluku dengan wilayah administrasi terdiri atas Kabupaten Maluku Utara, Kota Ternate, dan Kabupaten Maluku Utara.
Selanjutnya dibentuk lagi beberapa daerah otonom baru melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Sula Kepulauan, dan Kota Tidore.
Luas total wilayah Provinsi Maluku Utara mencapai 140.255,32 km² yang dipimpin oleh seorang Gubernur bernama Drs. H. Thaib Armaiyn dan Wakilnya bernama K.H. Abdul Gani Kasuba. Sebagian besar merupakan wilayah perairan laut, yaitu seluas 106.977,32 km² (76,27%). Sisanya seluas 33.278 km² (23,73%) adalah daratan.Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil.
 Diantaranya:
* Pulau Halmahera (18.000 km²)
* Pulau Cibi (3.900 km²)
* Pulau Talabu (3.195 km²)
* Pulau Bacan (2.878 km²)
* Pulau Morotai (2.325 km²)
* Pulau Ternate
* Pulau Makian
* Pulau Kayoa
* Pulau Gebe
Sebagai provinsi kecil dengan pulau-pulau yang tersebar-sebar, ekonomi Maluku Utara didominasi oleh usaha kecil, perdagangan nonformal, petani dan nelayan. Hanya ada segelintir usaha kecil menengah sebelum konflik, yaitu beberapa sawmill (kilang penggergajian) dan manufaktur kayu lapis, perusahaan pertambangan emas dan nikel, penggilingan kelapa, perkebunan pisang, perusahaan perikanan berskala menengah, dan sejumlah badan usaha milik negara, seperti PT PLN, PT Inhutani dan PT Usaha Mina yang masing-masing bergerak di bidang kelistrikan, kehutanan dan perikanan.
Penampilan perekonomian Maluku Utara sejak krisis ekonomi nasional langsung anjlok total. Indikator merosotnya perekonomian Maluku Utara antara lain bisa dilihat pada penurunan nilai ekspor. Di era sebelum krisis, nilai ekspor komoditas nonmigas Maluku Utara sempat membuat lompatan yang mengesankan.
Provinsi Maluku Utara menyimpan potensi ekonomi yang sangat kuat, dan letaknya di bibir Samudera Pasifik, sehingga di masa yang akan datang wilayah ini berpeluang meraih beragam keuntungan ekonomi, khususnya dalam percaturan Pasar Pasifik.
Pulau Morotai-yang menjadi basis konsolidasi terakhir Tentara Sekutu pada Perang Dunia II-bisa diperankan sebagai pintu gerbang ke luar-masuk dari dan ke Pasifik. Letak strategis Pulau Morotai bisa menjadi pertimbangan utama pengembangan Maluku Utara. Bukankah AS sebelum menaklukkan Filipina, Jepang, dan Korea, mengonsolidasikan militernya di Morotai.
Sisa-sisa peninggalan AS di Morotai masih tampak kasat mata, seperti tujuh buah landasan pacu pesawat dan banyaknya kerangka kapal di perairannya. Bahkan hingga kini ranjau-ranjau laut yang disebar Sekutu untuk melindungi basis militer Morotai masih saja memangsa nelayan Morotai. Dikaitkan dengan maraknya pasar Pasifik, Morotai dapat dimanfaatkan dan diberdayakan untuk kepentingan perdagangan internasional Indonesia.
Pulau Morotai juga memiliki komoditas perdagangan yang beragam, mulai dari plywood, kayu olahan lain, minyak kelapa kasar, bungkil, pisang segar, kopra, pala, fuli, kakao, kayu bular, dan rotan. Bahkan, Kelompok Sinar Mas memiliki perkebunan pisang modern sebelum akhirnya ditutup akibat perang saudara.
Di samping itu, Maluku Utara yang akrab disebut Maloku Kie Raha (gugusan empat pulau bergunung) ini memiliki kekayaan tambang yang cukup menjanjikan, seperti nikel ore, limonite, dan emas. Yang tak kalah menarik, tentu potensi laut dan perikanan yang bernilai milyaran dollar.
Perairan Maluku Utara merupakan tempat matang dan dewasanya ikan sejenis cakalang dan tuna. Sesuai siklusnya, cakalang dan tuna bertelur di perairan Jepang dan dibawa arus ke selatan hingga ke perairan Maluku, termasuk Sulawesi dan Teluk Tomini. Sampai di perairan Indonesia, kedua jenis ikan itu sudah siap makan. Tidak heran jika di perairan ini seringkali ditemukan banyak kapal ikan asing berbaju domestik.  Dari potensi laut yang ada, data tahun 1999 menyebutkan baru sekitar 56.849 ton yang dimanfaatkan. Khusus ikan tuna yang diminati pasar Jepang, potensi lestarinya di Maluku Utara mencapai sekitar 50.000 ton, sedangkan cakalang 72.187 ton.
Maluku Utara juga masih menyimpan kekayaan hutan seluas 3,1 juta hektar. Di sana hingga kini beroperasi 15 perusahaan pemegang izin hak pengusahaan hutan (HPH), empat perusahaan hak pengusahaan hutan tanaman industri (HPHTI), 295 pemegang hak pemungutan hasil hutan (HPHH), dan tiga pemegang izin pengolahan hutan (IPK).
Potensi ekonomi Maluku Utara menjadi semakin lengkap dengan kekayaan tambang nikel kadar N1 1,5-2,5 persen. Besar potensi nikel yang sudah diketahui berkisar 220 juta ton yang tersebar di Tanjung Buli, Pualu Gee, Pulau Pakal, Pulau Obi, dan Teluk Weda. Dua lokasi di antaranya sudah ditambang, yaitu Pulau Gebe dan Gag. Di samping nikel, tambang emas yang dikandung Maluku Utara berdasarkan hasil penelitian PT Halmahera Minerals berkisar 1,4 juta ton dengan kadar layak tambang. Prospek emas juga terdapat di Ruwait serta Tugurachi.
Sumber daya geologis lainnya terdapat di Pulau Obi yang diperkirakan mengandung 6,8 juta ton. Kandungan sumber daya geologis terbesar ditemukan di Pulau Bacan berkisar 70 juta ton. Tembaga yang tersimpan di perut Bumi Maluku Utara berkisar 70 juta ton, belum lagi mineral mangan, kromit, batu gamping, kalsit, bentonit, diatome, talk, kaolin, perlit, magnesit, andesit, sirtu, batu apung, diorit, dan beragam batu mulia. Perekonomian daerah sebagian besar bersumber dari perekonomian rakyat yang bertumpu pada sektor pertanian, perikanan, dan jenis hasil laut lainnya. Daya gerak ekonomi swasta menunjukkan orientasi ekspor, antara lain:
* Pengolahan Kayu (Pulau Halmahera)
* Falabisahaya (Pulau Mangoli)
* Perkebunan Pisang di Galela (Pulau Halmahera)
* Perikanan dengan melibatkan perikanan rakyat, oleh PT Usaha Mina (BUMN) di Panamboang    (Pulau Bacan)
* Tambang Emas oleh PT Nusa Halmahera Mineral di Kao dan Malifut (Pulau Halmahera)
* Tambang Nikel oleh PT Aneka Tambang di Pulau Gebe dan Pulau Pakal

Realisasi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Provinsi Maluku Utara, TA 2000-2003 (Rp juta)

KETERANGAN
2000
2001
2002
2003
PENDAPATAN ASLI DAERAH
2.049,5
5.577,5
8.874,3
9.525,0
A.
Pajak Daerah
875,5
3.495,4
7.288,9
7.300,0
1.
Pajak Kendaraan Bermotor
768,8
1.221,9
1.773,7
1.750,0
2.
Pajak BBNKB
68,9
2.145,7
3.486,4
3.950,0
3.
Pajak PBBKB
37,7
127,8
2.028,8
1.600,0
B.
Retribusi Daerah
718,1
1.250,0
3,3
250,0
1.
Pelayanan Kesehatan
-
-
-
-
1.
Pelayanan Kesehatan
-
-
-
-
2.
Pengujian kendaraan Bermotor
-
-
-
-
3.
Ijin Trayek
-
-
-
-
4.
Lain-Lain
718,1
1,250,0
3,3
250,0
C.
Lain-Lain Pendapatan
455,9
832,1
1,582,1
1.975,0
1.
Jasa Giro
363,7
830,0
1,429,5
1.200,0
2.
Sumbangan Pihak KeTiga
92,1
2,1
-
25,0
3.
Lain-Lain
-
-
152,6
750,0

a). besaran anggaran untuk TA 2000 disetarakan menjadi 1 tahun kalender
b). SPKT pada TA 2000 berasal dari PT. Barito, masyarakat Malut di PAlu, PT. Taltim Jakarta, dan peserta Maktamar Al Usyad al Islamiyah di Bandung.

Sebagai provinsi yang baru terbentuk, proses penyesuaian administrative pemerintahan baik dalam penyusunan struktur organisasi pemda maupun pengaturan kepegawaian, terus dilakukan. Pada tahun 2002 pemerintahan provinsi menghasilkan sebanyak 44 buah produk hukum, enam diantaranya berupa perda-perda dan sisanya berupa Keputusan  Gubernur. Sebagian besar produk hukum ini berisi ketepatan mengenai penataaan struktur organisasi pemerintahan. PAD, yakni Keputusan Gubernur tentang Pajak Kendaraan di Atas Air, bea balik nama Kendaraan di Atas Air, dan Pajak pengambilan dan Pemanfaatan Air. Namun demikian, sampai dengan TA 2003 sumber-sumber penerimaan ini belum efektif di berlakukan.



RINGKASAN APBD 2008 - 2009 Prov. Maluku Utara
No
Uraian
2008
%
2009
%
Penetapan
Penetapan
1
2
3
4
5
6
1
PENDAPATAN
621,472,000,00

721,410,000,000

a.
Pendapatan Asli Daerah
58,611,000,000
9%
80,630,000,000
11%

1. Pajak Daerah
33,896,000,000
58%
50,940,000,000
63%
2. Retribusi Daerah
11,067,000,000
19%
11,473,000,00
14%
3. Hasil Pengelolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan




4. Lain-Lain PAD yang sah
13,648,000,000
23%
18,217,000,000
23%
b.
Dana Perimbangan
562,861,000,000
91%
611,730,000,000
85%

1. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
74,928,000,000
13%
93,928,000,000
15%

2. DAU
451,481,000,000
80%
458,512,000,000
75%

3. DAK
36,452,000,000
6%
59,290,000,000
10%

4. Lain-lain




c.

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
0
0%
29,050,000,000
4%

1. Hibah





2. Dana Darurat


29,050,000,000
100%


3. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus





4. Lain-Lain




2
BELANJA
636,473,000,000

755,909,000,000

a.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
234,881,000,000
37%
254,749,000,000
34%

BELANJA PEGAWAI
147,018,000,000
23%
167,575,000,000
22%

BELANJA BUNGA





BELANJA SUBSIDI





BELANJA HIBAH
14,000,000,000
2%
15,180,000,000
2%

BELANJA BANTUAN SOSIAL
47,425,000,000
7%
43,265,000,000
6%

BELANJA BAGI HASIL (KAB/KOTA)
17,285,000,000
3%
13,809,000,000
2%

BELANJA BAGI HASIL (KAB/KOTA)
450,000,000
0%
1,420,000,000
0%

BELANJA TIDAK TERDUGA
8,703,000,000
1%
13,500,000,000
2%

SURPLUS/(DEFISIT)
(15,001,000,000)

(34,499,000,000)

3
PEMBIAYAAN
15,000,000,000

49,500,000,000

a.
Sumber Penerimaan Daerah
25,109,000,000
167%
50,000,000,000
101%

1.      Pembentukan Dana Cadangan





2.      Penyertaan Modal (investasi) Daerah
10,109,000,000
100%
500,000,000
100%

3.      Pemabyaran Pokok Utang





4.      Pemberian Pinjaman Daerah





TOTAL
646,582,000,000

756,409,000,000 


Derajat Desentralisasi Fiskal
9%
11%
Kemandirian Keuangan
10%
13%
Kemampuan PAD dalam Belanja Daerah
9%
11%

HAMBATAN PEMBANGUNAN MALUKU UTARA
Kendala
Upaya pembangunan daerah di Propinsi Maluku dihadapkan kepada berbagai kendala yang erat kaitannya dengan kondisi geografis dengan karakteristik wilayah yang kurang menguntung­kan, antara lain karakteristik fisik wilayah yang terdiri atas ratusan pulau besar dan kecil yang dipisahkan oleh perairan laut dalam yang luas, keterpencaran lokasi (jarak), keterbatasan areal lahan yang dapat dibudidayakan, dan adanya beberapa kawasan rawan bencana alam, terutama letusan gunung api yang menjadi kendala bagi pengembangan kegiatan produktif serta bagi pengembangan prasarana dan sarana dasar pembangunan, khususnya sistem transportasi. 

Propinsi ini mempunyai jumlah penduduk yang relatif sedikit dibandingkan dengan luas wilayahnya. Jumlah penduduk yang relatif sedikit dengan penyebaran yang tidak merata dan terpencar dalam kelompok penduduk yang kecil di banyak pulaudimana pulau-pulau kecil relatif lebih padat dari pulau-pulau besar dan tersebar di wilayah yang luas, merupakan kendala pula dalam mengembangkan kegiatan ekonomi produktif ataupun dalam melayani kebutuhan dasar masyarakat secara efisien.

Produk Unggulan Provinsi
PT. Aneka Tambang
PT Antam telah memberikan dana sebesar Rp 103 miliar. Sementara waktu itu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sultra secara keseluruhan baru Rp 800 miliar. “Namun Aneka Tambang sudah memberikan Rp 103 miliar rupiah. Jadi terjadi kenaikan PAD hampir 70 persen, ini merupakan respon sangat spektakuler
Pertanian, Perikanan, Perawisata, Pertambangan, Kehutanan, Pertenakan,stabilitas ekonomi tidak terlepas dari peningkatan fiskal sebagai pelaksanaan dari konsolidasi fiskal yang dapat mendorong peningkatan pendapatan daerah. Pada tahun 2005 faktor yang mendorong peningkatan sumber-sumber pembiayaan adalah APBD Kabupaten Halmahera Utara yang mencapai Rp. 300.597.247.000, ini diperoleh dari berbagai sumber penerimaan daerah.
Sumbangan yang terbesar masih didominasi oleh dana pembangunan, baik DAU, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika dilihat dari konstribusi komponen sumber penerimaan daerah terhadap APBD tahun 2005. Selain itu sistem penganggaran dewasa ini secara umum mendorong tumbuhnya ketahanan fiskal di daerah dari sisi pendapatan diperkirakan tetap terjaga sehingga memberikan landasan yang kuat untuk penyusunan APBD Kabupaten Halmahera Utara ke depan.
Faktor utama yang mendorong penduduk untuk menetap di suatu wilayah adalah daya tarik aktivitas perekonomiannya. Dengan adanya aktivitas ekonomi maka penduduk dapat memperoleh pekerjaannya sesuai dengan bidang keahliannya. Dengan demikian terdapat keterkaitan yang erat antara penduduk di suatu wilayah dengan aktivitas di wilayah tersebut.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DAERAH
a.           Pelaksanaan Otonomi di Daerah
Dalam rangka memperkukuh negara kesatuan serta memper­lancar penyelenggaraan pembangunan nasional, kemampuan pelak­sanaan pemerintahan di daerah tingkat I dan daerah tingkat II Propinsi Maluku, terutama dalam penyelenggaraan tugas desentra­lisasi, dekonsentrasi, dan pembantuan ditingkatkan agar makin mewujudkan otonomi yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab.

Pelaksanaan pemerintahan otonomi di Propinsi Maluku ditingkatkan dengan peningkatan kemampuan aparatur melalui penguatan manajemen dan kelembagaan; peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek); peningkatan kemampuan memobilisasi berbagai sumber keuangan daerah, sertapeningkatan kemampuan lembaga dan organisasi masyarakat, dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah.

Penataan kembali batas wilayah dan daerah dalam rangka pemekaran dan penyesuaian status daerah tertentu, dimungkinkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan dan administrasi pemerintahan di daerah.

b.          Pengembangan Sektor Unggulan
Dalam upaya mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah dalam Repelita VI diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor unggulan yang diprioritaskan di Propinsi Maluku. Pembangunan pertanian dan industri serta sektor produktif lainnya akan ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Pembangunan industri di Propinsi Maluku diarahkan terutama untuk mengembangkan industri yang berorientasi ekspor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pemanfaatan keuntungan lokasi Propinsi Maluku yang berada dekat dengan Australia dan pinggiran Cekungan Pasifik. Dalam kaitan ini diupayakan antara lain untuk merintis hubungan kerjasama ekonomi Ambon - Merauke - Darwin (Northern Territory). Sehubungan dengan itu, pembangunan industri di Propinsi Maluku dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan industri dengan pertanian dan jasa, terutama industri kelautan (maritim), sehingga meningkatkan nilaitambah dan memperkuat struktur ekonomi daerah. Upaya pengembangan dan perluasan kegiatan industri kelautan dan industri pengolahan, termasuk agroindustri, ditingkatkan dan didorong melalui penciptaan iklim yang lebih merangsang bagi penanaman modal. Penyebaran pembangunan industri di berbagai daerah tingkat II disesuaikan dengan potensi masing-masing dansesuai dengan rencana tata ruang daerah agar tertata dengan baik, dan agar mendorong pemerataan. Untuk mendukung pengembangan industri diupayakan peningkatan prasarana, peningkatan usaha pemasaran, serta pelatihan tenaga kerja.

Pembangunan pertanian di Propinsi Maluku diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta menganekaragam­kan produksi hasil pertanian yang berorientasi ekspor, khususnya hasil kelautan dan hasil hutan. Upaya tersebut dilaksanakan secara terpadu, yang meliputi kegiatan pertanian tanaman pangan, perikanan terutama pengolahan hasil laut, perkebunan, seperti pala,cengkeh dan lada, dan hasil lautan, serta didukung oleh pengem­bangan agrobisnis dan agroindustri yang mampu menciptakan dan memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan nelayan.
Pembangunan kehutanan di Propinsi Maluku ditingkatkan dan diarahkan untuk menjamin kelangsungan, penyediaan dan perluasan keanekaragaman hasil hutan bagi pembangunan industri, perluasan kesempatan kerja dan kesempatan usaha, perluasan sumber pendapatan negara dan pemacu pembangunan daerah, sertamenjaga fungsinya sebagai salah satu penentu ekosistem untuk memelihara tata air, plasma nutfah, terutama tanah dan iklim. Untuk menjaga kelestarian hutan, upaya perlindungan, penertiban, pengamanan, pengawasan, pengendalian, serta rehabilitasi dan konservasi hutan dilanjutkan dan ditingkatkan. Pengusahaan hutan dan hasil hutan diatur melalui pola pengusahaan hutan yangmenjamin keikutsertaan masyarakat di kawasan hutan dan sekitar­nya dan peningkatan peran serta koperasi, usaha menengah dan usaha kecil, terutama di dalam pengolahan dan pemasaran hasil hutan.

Pembangunan kepariwisataan di Propinsi Maluku mempunyai potensi yang besar dan prospek yang cerah. Untuk itu, pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya daerah, dengan memanfaatkan keindahan dan kekayaan alam, termasuk kekayaan alam bahari, keanekaragaman seni dan budaya, serta peninggalan sejarah, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, citra kepribadian bangsa, serta harkat dan martabat bangsa.

Pembangunan pertambangan di Propinsi Maluku ditingkatkan dengan sekaligus mendorong proses pengolahan lanjutan untuk meningkatkan nilai tambah, terutama bahan galian seperti kaolin, emas, tembaga, belerang, serta minyak dan gas bumi.

c.     Pengembangan Usaha Nasional
Pengembangan usaha nasional yang meliputi usaha menengah dan kecil, koperasi, badan usaha milik negara (BUMN) dan badan usaha milik daerah (BUMD), serta usaha swasta diarahkan agar mampu tumbuh menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi daerah, serta memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja menuju terwujudnya perekonomian daerah yang tangguh dan mandiri.
Kemampuan dan peranan usaha menengah dan kecil, termasuk usaha tradisional dan informal, di Propinsi Maluku ditingkatkan melalui pembangunan prasarana dan sarana usaha disertai dengan pengembangan iklim usaha yang mendukung. Struktur dunia usaha ditata pula sehingga tercipta lapisan usaha kecil yang kukuh dan saling menyangga dengan lapisan menengah yang tangguh dan saling mendukung dengan usaha besar.
Kebijaksanaan yang mendukung perkembangan ekonomi rakyat dilakukan pula melalui peningkatan pemberian kemudahan di bidang perkreditan, investasi, perpajakan, asuransi, akses terhadap pasar dan informasi, serta dalam memperoleh pendidikan, pelatihan keterampilan, bimbingan manajemen, dan alih teknologi. Dengan demikian, ekonomi rakyat dapat berkembang secara mantap dan berperan makin besar dalam perekonomian nasional. Dalam rangka itu dikembangkan bidang kegiatan ekonomi yang diprioritaskan bagi usaha ekonomi rakyat, yaitu koperasi dan usaha kecil termasuk usaha informal dan tradisional, dan jika perlu ditetapkan wilayah usaha yang menyangkut perekonomian rakyat terutama yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi dan usaha kecil untuk tidak dimasuki oleh usaha lainnya. Kebijaksanaan pemberian prioritas dapat pula diberikan kepada, usaha ekonomi rakyat untuk turut berperan secara efektif dalam pengadaan barang dan jasa yang dibiayai oleh pemerintah, disertai upaya penyediaan tempat usaha yang terjamin, khususnya bagi koperasi dan usaha kecil, dan peningkatan peran serta masyarakat antara lain dalam pemilikan saham perusahaan besar melalui koperasi.
Pembangunan koperasi di Maluku pelaksanaanya di lakukan melalui peningkatan akses dan pangsa pasar, perluasan akses terhadap sumber permodalan, pengukuhan struktur permodalan, dan peningkatan kemampuan memanfaatkan modal; peningkatan kemampuan organisasi dan manajemen koperasi; peningkatan akses terhadap teknologi dan peningkatan kemampuanmemanfaatkannya; serta pengembangan kemitraan usaha. Upaya tersebut juga dilaksanakan di daerah tertinggal dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan kelompok tertinggal, seperti nelayan pada umumnya, petani kecil, dan mereka yang berada di kantung-kantung kemiskinan.

Pembangunan perdagangan di Propinsi Maluku diarahkan untuk menunjang peningkatan produksi dan memperlancar distribusi sehingga mampu mendukung upaya pemerataan dan pengembangan kemampuan usaha, dan peningkatan ekspor nonmigas dengan memanfaatkan perkembangan ekonomi, baik nasional maupun regional. 

         d.   Pengembangan Sumber Daya Manusia 
Pengembangan sumber daya manusia di Propinsi Maluku diarahkan untuk mewujudkan manusia berakhlak, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menanamkan sejak dini nilai-nilai agama dan moral, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupunpendidikan luar sekolah, serta pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Demikian pula, pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan, melalui peningkatan kualitas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, maupun pendidikan agama, serta pelayanan kesehatan dan sosial kepada masyarakat melalui peningkatanketersediaan dan sebaran prasarana dan sarana dasar secara makin berkualitas dan merata.

Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas, nilai tambah, daya saing, kewiraswastaan, dan kualitas tenaga kerja, antara lain melalui kegiatan pembimbingan, pendidikan, clan pelatihan yang tepat dan efektif, serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan iptek serta pelestarian fungsi lingkungan hidup. Peningkatan produktivitas tenaga kerja di propinsi ini diarahkan pada bidang industri yang memanfaatkan sumber daya alam, yakni perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, kehutanan, dan pertambangan.


e.     Kependudukan
Kebijaksanaan di bidang kependudukan di Daerah Tingkat I Maluku diarahkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di daerah yang mempunyai kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta mengarahkan persebaran penduduk yang lebih merata terutama ke daerah jarang penduduk, dengan memperhatikan kemampuan daya dukung alam dan daya tampunglingkungan hidup. 

Pertumbuhan penduduk dikendalikan, antara lain dengan upaya peningkatan keluarga berencana mandiri. Bersamaan dengan itu, upaya peningkatan kualitas penduduk dilakukan dengan meningkatkan keluarga sejahtera, termasuk ibu dan anak, remaja, serta penduduk lanjut usia. Peranan wanita dalam pembangunan Propinsi Maluku diupayakan untuk dilanjutkan dan ditingkatkan pembinaannya. 

Persebaran penduduk dalam rangka mengendalikan perambah hutan dan memukimkan kembali penduduk akibat bencana alam, diupayakan melalui transmigrasi lokal. Sebagai daerah penerima transmigran, upaya memeratakan persebaran penduduk dan tenaga kerja ke berbagai kawasan andalan di wilayah Propinsi Maluku ditingkatkan antara lain melalui program transmigrasi, baik transmigrasi umum, transmigrasi swakarsa berbantuan dan transmigrasi swakarsa mandiri.

 f.     Pengembangan Prasarana dan Sarana Ekonomi
Pengembangan prasarana dan sarana ekonomi, khususnya transportasi, di Daerah Tingkat I Maluku diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan, efisiensi pemanfaatan, kualitas pelayanan, keterjangkauan pelayanan, dan efektivitas operasi dan pemeliharaan berbagai prasarana dan sarana ekonomi tersebut.Dalam Repelita VI sistem transportasi dikembangkan secara lebih luas dan terpadu terutama dengan mengembangkan pengembangan transportasi antarmoda dan antarpulau yang efisien, yang dapat menjangkau pula daerah terisolasi dan terbelakang.

Untuk mendukung kegiatan ekonomi yang meningkat, upaya pembangunan prasarana ekonomi lainnya seperti tenaga listrik dan pelayanan jasa telekomunikasi serta prasarana pengairan, akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Untuk mempercepat pembangunan berbagai prasarana dan sarana ekonomi tersebut, didorong dan ditingkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha.

h.     Pengembangan Kawasan Andalan
Kawasan andalan dikembangkan secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan rencana tata ruang daerah, keterkaitan kota dengan daerah penyangganya, pertumbuhan penduduk, pengelolaan dan pembangunan lingkungan permukiman, lingkungan usaha, dan lingkungan kerja.

Di samping kawasan andalan tersebut, bagi daerah perkotaan yang mengalami pertumbuhan pesat, ditingkatkan penyediaan dan perluasan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan, termasuk peningkatan pengelolaannya.






Sumber :
http://www.docstoc.com/docs/7907075/Profil-Keuangan-Daerah
http://infokorupsi.com/datafile/id/files/apb/p4b739b749dceb_28.%20Ringkasan%20APBD%202008-2009%20Maluku%20Utara.pdf
http://www.kendarinews.com/berita/index.php?option=com_content&task=view&id=16780&Itemid=125&joscclean=1&comment_id=2058
https://m3sultra.wordpress.com/2010/05/14/gubernur-akan-berikan-penghargaan-pt-antam/
http://malut.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=434:perkembangan-indeks-harga-konsumeninflasi-kota-ternate-bulan-februari-2011&catid=37:inflasi&Itemid=458
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Halmahera
http://www.smeru.or.id/report/field/duniausahapascakonflik/duniausahapascakonflik.pdf
http://beritadaerah.com/article/maluku/956
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Halmahera_Utara
http://www.batukar.info/wiki/ekonomi-maluku-utara
http://www.batukar.info/wiki/maluku-utara