1. Benteng Oranye
Seperti namanya, Benteng Oranye dibangun pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1607. Ketika itu, Benteng Oranye ini dijadikan markas besar VOC sebelum dipindahkan ke Jakarta pada tahun 1619. Dulunya Benteng Oranye ini juga digunakan sebagai kediaman gubernur Belanda di Ternate. Saat ini Benteng Oranye masih digunakan sebagai markas tentara dan polisi di Indonesia, tetapi wisatawan masih diizinkan untuk melihat kemegahan benteng Belanda ini.
2. Gunung Api Gamalama
Ketika datang ke Maluku Utara dengan pesawat, Gunung Api Gamalama pasti terlihat dari langit. Gunung setinggi 1/721 dpl itu menjadi penanda bahwa Anda sudah memasuki provinsi Maluku Utara. Gunung api yang berada di tengah laut ini masih aktif, sebelum tahun 1990-an, Gunung Api Gamalama kerap meletus. Uniknya, di lereng Gunung Api Gamalama ini masih bertahan sebuah desa tradisional bernama Desa Marikurubu yang tetap memegang adat istiadat mereka.
3. Desa Marikurubu
Untuk mencapai Desa Marikurubu, Anda perlu mendaki Gunung Api Gamalama. Pendakian ke puncak Gunung Api Gamalama tidak terlalu sulit dan hanya membutuhkan waktu 4 jam. Selama dalam pendakian itu, Anda bisa menikmati pemandangan perkebunan cengkeh tua. Konon dari kawasan itu terdapat pohon cengkeh tertua di dunia, usianya mencapai 400 tahun. Anehnya pohon tua itu masih bisa memproduksi 400 kg cengkeh per tahun. Pemandangan dari puncak Gunung Api Gamalaman sangat mengesankan.
4. Goa Sagea
Berjarak 5 kilometer dari Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Goa Sagea memiliki lebar pintu masuk sebesar 20 meter persegi dan panjang goa mencapai 30 kilometer! Bagian dalam Goa Sagea ini dipenuhi dengan stalaktit dengan warna-warna yang unik. Tidak ada cahaya matahari yang masuk dan bahkan suhu udara di dalam Goa Sagea ini bisa mencapai di bawah nol derajat. Meskipun seram, banyak wisatawan yang tergoda untuk mencari misteri di dalam goa ini.
5. Pulau Morotai
Pulau Morotai terlihat unik karena permukaan pulaunya yang cukup rata. Pulau kecil ini memiliki sejarah panjang ketika dijadikan markas perang bagi Jepang pada Perang Dunia 2. Hingga kemudian direbut tentara sekutu dan menjadikan Pulau Morotai sebagai basis perang. Wajarlah bila saat ini perairan laut di sekitar Pulau Morotai banyak menyimpan harta karun perang yang kini menjadi objek wisata bagi para penyelam. Tak terhitung berapa kendaraan dan kapal perang yang tenggelam di perairan ini.
6. Batu Angus
Kawasan Batu Angus merupakan lokasi aliran lava yang membeku ketika Gunung Api Gamalama meletus pada tahun 1737. Lokasinya tidak jauh dari bandara. Lava yang sudah membatu dan berwarna hitam legam kini ada di sisi kiri dan kanan jalan. Berjalan-jalan di kawasan Batu Angus sambil menikmati pemandangan Pulau Hiri bisa membuat kita membayangkan betapa dahsyatnya Gunung Api Gamalama.
7. Pulau Halmahera
Pulau Halmahera merupakan pulau terbesar di Provinsi Maluku Utara, luasnya sekitar 17.780 meter persegi. Sekilas bentuknya mirip dengan Pulau Sulawesi dengan empat semenanjung. Budaya di Pulau Halmahera sangat unik karena penduduknya merupakan campuran dari bangsa Portugis, Gujarat, Arab, Malaysia, dan Belanda. Selain memiliki objek wisata berupa laut dan gunung berapi, Pulau Halmahera juga memiliki beberapa desa tradisional yang sangat menarik untuk dikunjungi.
8. Air Terjun Cibi Cebi
Air Terjun Cibi Cebi yang memiliki ketinggian 14 meter mengalir ke Sungai Waci dan akhirnya bermuara ke pantai di Halmahera Timur. Untuk mencapai air terjun ini, Anda perlu menempuh jarak 7 kilometer dari Waci dengan menaiki perahu selama lebih kurang 30 menit.
9. Kedaton Sultan Bacan
Awalnya bangunan ini merupakan kediaman Sultan Mukhsin Syah. Namun akhirnya digunakan sebagai kedaton Sultan Bacan karena kedaton milikSultan Sadik Syah hancur karena Perang Duni 2. Akhirnya bangunan tersebut resmi menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Bacan. Sampai saat ini bangunan asli masih dipertahankan, kecuali bagian atapnya yang direnovasi pada tahun 2003.
10. Masjid Sultan Ternate
Masjid Sultan Ternate terletak sekitar 100 meter dari Kedaton Sultan Ternate. Dibangun sejak tahun 1606 pada masa pemerintahan Sultan Saidi Barakati, masjid ini dibangun dengan susunan batu yang rumit. Perekatnya adalah campuran kulit kayu pohon kalumpang. Bangunan masjid ini khas karena terdiri dari empat sudut persegi yang meniru bentuk tumpang limas dan tiap tumpangnya dipenuhi terali berukir 360 buah sesuai jumlah hari dalam satu tahun penanggalan Masehi.
sumber:http://www.jalanjalanyuk.com/10-tempat-wisata-favorit-di-provinsi-maluku-utara/
No comments:
Post a Comment